Searching

Untuk Pemasangan IKLAN silahkan hubungi 0881-8274-990 via WA
Selasa, 10 April 2018

Selling Dulu atau Branding Dulu ?


"Saya sedang merintis sebuah usaha saat ini, akan tetapi saya bingung, sebaiknya jualan atau branding dulu ya?"
IS Creative sering mendengar pertanyaan seperti ini terlontar dari calon klien maupun teman-teman UKM (Usaha Kecil Menengah). Pertanyaan tersebut pun banyak ditemui dalam forum diskusi bisnis, komunitas bisnis, dan sejenisnya. Kami merasa pertanyaan ini menarik dan perlu untuk dibahas lebih lanjut dengan harapan dapat sedikit memberi pencerahan bagi Anda yang mungkin juga memiliki pertanyaan serupa.
Sebelum berbicara lebih jauh, kami akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian dari apa itu yang dimaksud dengan jualan dan branding. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), jualan berarti mencari nafkah dengan memperjualkan sesuatu. Bisa dalam bentuk sebuah produk ataupun jasa.
Jualan tidak mensyaratkan adanya tatap muka langsung antara penjual dan pembeli, terlebih di era digital marketing saat ini memungkinkan orang untuk melakukan transaksi jual beli atau sales secara online. Di era inilah berjualan menjadi semakin mudah, sehingga banyak produk baru bermunculan dan menyebabkan tingkat persaingan menjadi semakin ketat. Melihat hal tersebut, para pelaku bisnis mulai berpikir bagaimana agar produk mereka menjadi pilihan konsumen. Banyak upaya yang mereka lakukan, hingga akhirnya mereka mulai mengenal dan mempelajari istilah branding.


Selama ini banyak orang beranggapan bahwa branding adalah sebuah desain logo, slogan, kartu nama, dan brosur. Bahkan, ada yang menyebutkan bahwa memiliki sebuah logo dianggap sudah memiliki "branding". Sebenarnya hal-hal yang disebutkan diatas hanyalah bagian atau komponen kecil saja dalam sebuah proses branding. Iya, betul, branding adalah sebuah proses. Singkatnya, branding merupakan sebuah upaya menyampaikan pesan atau kesan yang konsisten. Dengan pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa logo, slogan, kartu nama, ataupun brosur hanyalah sebagian tools yang digunakan dalam branding
Upaya branding terdiri dari berbagai medium dan aktivitas yang saling terintegrasi satu sama lainnya, mulai dari salesmarketing, hingga desain. Disaat anda memberikan kartu nama kepaca calon pembeli, itu adalah upaya branding. Disaat anda menawarkan atau memperkenalkan produk anda, itu juga branding. Pertanyaannya adalah, apakah brand Anda sudah dibuat dengan baik? Apakah cara branding Anda sudah benar?

 Pelaku usaha yang memiliki modal terbatas, biasanya memprioritaskan jualan. Mereka lebih dulu fokus kepada penjualan untuk memperoleh keuntungan. Jika dianalogikan, hal ini sama seperti prajurit yang turun ke medan perang tanpa memiliki strategi bertempur yang cukup, mereka lebih memilih untuk melihat kondisi lapangan terlebih dahulu, kemudian menyesuaikan diri. 
Berbeda dengan pelaku usaha yang lebih leluasa modalnya, mereka memilih untuk mempersiapkan brand mereka secara matang terlebih dahulu, karena ini adalah kunci awal bagi usaha yang sukses. Misalnya dengan membuat konsep brand yang sesuai dengan produk dan target market yang dituju, menciptakan slogan yang tepat, menggunakan media promosi yang relevan, membuat desain visual yang dapat mewakili produk atau jasa yang Anda tawarkan. Mereka yang melakukan hal ini diumpamakan sebagai seorang jendral perang yang percaya bahwa diperlukannya konsep dan strategi sebelum maju berperang.

Dengan melakukan branding, Anda memberikan kesan yang disebut dengan brand image. Anda bisa mengarahkan kesan yang akan diterima oleh konsumen, tapi Anda tidak bisa memastikan kesan yang akan muncul dan melekat di benak konsumen. Sebab, brand image lahir dari penilaian subyektif konsumen berdasarkan aktivitas branding yang Anda lakukan.
Sebagai contoh, Rumah Makan Super Sambal atau biasa disebut SS. Mereka melakukan branding melalui aktivitas marketingnya, yakni dengan program Garansi Kepuasan. Di dalamnya disebutkan bahwa bila konsumen merasa masakan mereka terlalu asin, terlalu pedas, atau kurang pedas, konsumen berhak mengembalikannya dan akan digantikan dengan yang baru. SS ingin mengatakan kepada konsumennya bahwa SS adalah rumah makan yang sajian menunya memuaskan konsumen, berusaha agar konsumen merasa terlayani dengan baik. 

Konsep branding yang matang memungkinkan Anda dapat lebih mudah melakukan penjualan. Dan juga, dapat membuat konsumen Anda berubah menjadi pelanggan setia. Banyak kasus dimana ketika sebuah brand mengalami krisis, konsumen enggan berpindah ke lain hati karena telah memiliki loyalitas pada brand tersebut.

Sumber :IS Creative

0 comments:

Posting Komentar