SATU ciri
utama dunia yang tidak akan pernah hilang ialah masalah.
Siapapun
yang namanya masih hidup di bumi ini pasti akan menghadapi masalah, karena
masalah ada di mana-mana, mulai dari kolong jembatan sampai istana kekuasaan.
Dari anak-anak hingga kakek-nenek, semua berhadapan dengan masalah. Prinsipnya
setiap jiwa memiliki masalah.
Shalat
Allah
Ta’ala sebagai Pencipta Alam Semesta sudah mengetahui dan karena itu juga telah
mempersiapkan metode terbaik dalam menghadapi setiap masalah, yakni dengan
sabar dan shalat.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ
مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153).
Aid
Al-Qarni dalam buku fenomenalnya La Tahzan menuturkan
bahwa jika Rasulullah diimpa sebuah ketakutan, maka beliau akan segera
melakukan shalat. Suatu waktu beliau berkata kepada Bilal, “Ketenanganku ada
pada shalat.”
Lebih
lanjut Aid Al-Qarni menjelaskan, “Jika hati terasa menyesak, masalah yang
dihadapi terasa sangat rumit dan tiup muslihat sangat banyak, maka bersegeralah
datang ke tempat shalat, dan shalatlah.”
KH
Abdullah Said, pendiri Pesantren Hidayatullah di Kalimantan Timur pernah
berkata bahwa shalat adalah media terbaik seorang Muslim mengadukan segala
masalahnya kepada Allah Ta’ala.