Alhamdulillah.. sungguh betapa saya
bersyukur atas segala nikmat Allah yang Melimpah dan Berkah yang telah
diberikan-Nya kepada kita dan seluruh hamba-Nya di dunia ini. Nikmat yang
membuat semua orang terangkat derajatnya kala memiliki dan mampu
mengamalkannya, menebarkannya di muka bumi ini yaitu nikmat ilmu. Ilmu adalah
satu kenikmatan dari Allah yang berdampak begitu besar dalam hidup kita. Betapa
Allah telah menjanjikan kemuliaan bagitu orang-orang yang berilmu di muka bumi
ini. Beruntunglah sekali kita yang tidak bosan menuntuk ilmu, menebarkan ilmu
dan menjalankan ilmu.
Hari ini saya tertegun, takut,
malu,menyesal dan sedih, kala saya mendapatkan ilmu yang sebenarnya
sering dikoar-koarkan diberbagai kajian di mesjid-mesjid karena, saya baru bisa
meresapi setiap getar-getar ketakutan saya saat ini. 10 Hal yang menyebabkan
terhalangnya doa. Astagfirullah, termasukkah kita kedalam orang-orang yang
demikian sehingga doa-doa kita terlambat atau mungkin tidak dikabulkan oleh
Allah. Na’udzubillah..
Wahai saudara-saudariku, rekan-rekan
sekalian yang begitu mencintai Allah dan Rosulullah, yang mengakui dirinya
sebagai seorang muslim dan muslimah, mari kembali kita renungkan 10 hal yang
mampu menyebabkan doa kita tidak dikabulkan oleh Allah, yaitu :
1. Kalian mengetahui adanya Dzat Allah,
tetapi tidak mau mengetahui hak-hak Allah sebagai Rabb untuk disembah dan
dipuji.
Astagfirullahal ‘adziim, sudahkah kita
memenuhi hak-hak Allah selama ini?
Betapa tidak jarangnya kita kala
mendengar Adzan lantas kita melalaikan panggilan-Nya. Inilah salah satu contoh
dari hak-hak Allah yang terkadang sering kita semua lalaikan. Kita bersyukur
ketika panggilan shalat itu datang, namun tidak segera melaksanakannya. Sungguh
betapa mirisnya semua itu kala kita putar balikkan kepada diri kita yang
senantiasa menuntut hak-hak kita kepada Allah, sedangkan kita belum mampu untuk
memenuhi hak-hak Allah dalam diri kita. Astagfirullah… mari banyak-banyak
beristighfar dan perbaiki diri, karena mungkin masih banyak lagi hak-hak Allah
yang belum bisa kita penuhi selama ini.
2. Kalian membaca Al-Quran tetapi kalian
tidak mau mengamalkannya isinya.
Astagfirullahal ‘adziim, sudahkah kita
mengamalkan isi Al-Quran?
Setiap hari kita membaca, bahkan
mungkin sudah dalam bilangan “one day one juz” atau bahkan lebih, tapi sudahkan
kita mengamalkan isinya. Al-Quran adalah firman Allah dan isinya adalah benar.
Ada banyak hal yang tersampaikan didalamnya agar kita senantiasa taat dam
memenuhi hak-hak Allah. Sering kali kita lalai untuk mengamalkan isinya, tidak
hanya kelalaian untuk disampaikan kepada orang lain tapi juga kelalaian dalam
pengamalan untuk diri kita pribadi. Sebagai contoh yang mungkin sering tanpa
sadar kita lakukan adalah sudah kita terhindar dari ghibah hari ini? sudahkan
kita bersilaturrahmi hari ini? dan masih banyak lagi..
Astagfirullah… mari banyak-banyak
beristighfar dan perbaiki diri atas segala kelalaian kita.
3. Kalian mengakui bahwa syetan itu
musuh yang nyata, tetapi kalian mengikuti dengan suka rela bisikannya.
Astagfirullahal ‘adziim, sudahkah kita
mampu menyepelekan bahkan bersikap tegas atas bisikan syetan?
Ada banyak faktor yang terkadang sering
membuat kita tergelincir dari bisikan atau hasutan-hasutan syetan, diantara :
1. kita sering lalai menghadirkan Allah
di hati kita (poin no 1),
2. kita lupa mengamalkan isi kandungan
dalam Al-Quran yang selama ini kita baca.
3. kita lalai menjaga kebersihan hati
4. seringnya kita menyepelekan dosa
kecil, contoh : makan dan minum sambil berdiri, tidak amanah terhadap waktu,
merasa aman dengan hidup kita hingga lupa mengingat kematian, dan banyak lagi.
Astagfirullah… mari banyak-banyak
beristighfar dan perbaiki diri atas segala kelalaian kita.
4. Kalian mengaku bahwa mencintai
Rosullah, tapi kalian masih suka meninggalkan ajaran dan sunnahnya.
Astagfirullahal ‘adziim, sudahkan kita
menjalankan ajaran dan sunnah rasul sehingga kecintaan kita bisa dibuktikan?
jika belum mari kita tingkatkan amaliyah kita sehari-hari.
5. Kalian sangat menginginkan surga,
tapi tidak pernah melakukan amalan ahli surga.
Astagfirullahal ‘adzim, sudah amalan kita
layak untuk menginjakan kaki di surga?
Sungguh, ada rasa getir kala mendengar
surga itu sendiri. Ukuran rasa dimana kita sanggup melayakkan diri kita untuk
menjadi salah satu penghuni surga. masih sering kita dilenakan oleh kecintaan
kita terhadap dunia, sehingga lalai untuk mempersiap bekal di akhirat kelak.
Betapa yang kita mampu hanya mendambakan, namun sering melalaikan amalan ahli
surga itu sendiri. Sebut saja, salah satunya Shalat. Sudahkah kita amanah dan
tepat dalam menjalankan waktu shalat? sudahkah kita khusyuk dalam shalat?
semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua.
6. Kalian Takut masuk kedalam neraka,
tapi kalian senang dengan perbuatan ahli neraka.
Astagfirullahal ‘adzim, sanggupkah kita
merasakan panasnya api neraka?
Mendengar katanya saja, alis kita sudah
terangkat, hati kita menciut, dan istighfar seakan tak mau lepas dari lisan
kita. Jangankan api neraka, terkena api duniapun kita meringis kepanasan.
Diberi terik matahari yang berkepanjanganpun, kita mengeluh. Bagaimana dengan
neraka? na’udzubillah, semoga Allah mengampuni dosa kita semua dan semoga kelak
Rosulullah berkenan mengakui kita sebagai umatnya. Amiin Ya Rabb.
7. Kalian mengakui bahwa kematian pasti
datang, namun kalian tidak pernah mempersiapkannya.
Astaghfirullahal ‘adzim, sudahkan amalan
kita cukup untuk membekali kita hingga Allah dan Rosulullah ridho memasukkan
dan menggolongkan kita ke dalam golongan ahli surga?
Kematian itu pasti menghampiri kita
semua, namun waktunya tidak ada yang tahu. Bahkan jika harus diperjelas lagi,
satu detik dari nafas kita sekarang ini pun belum tentu kita terjamin masih
hidup. Andai kita mengetahui kematian itu kapan datangnya, pastilah tidak ada
yang akan memikirkan kesenangan dunia. Kita akan senantiasa beribadah dan
beribadah karena takut kala Allah menghisab setiap amalan kita, yang nampak
adalah gejolak neraka yang siap melumat habis tubuh kita. Inilah pentingnya
menerapkan sebuah pribasa yang kurang lebih seperti ini :”beribadahlah
seolah-olah kalian akan mati besok hari.”
8. Kalian sibuk mencari aib orang lain,
tetepi cacat dan aib diri kalian dilupakan.
Astagfirullahal ‘adzim, sudahkah kita
menjaga lisan dan nafsu ini dari ghibah?
Mari kita jaga lisan kita, hati kita,
dan pikiran kita dari sifat yang satu ini. Betapa berghibah itu sama halnya
seperti kita memakan bangkai saudara kita sendiri, saking buruk-buruknya
perbuatan ini. Bukankah kita ingin aib kita terhijab dari siapapun? maka,
hijablah aib orang lain dan jauhi ghibah.
9. Kalian setiap hari memakan rezeki
Allah, tetapi kalian jarang mensyukurinya.
Astagfirullahal ‘adzim. sudahkah kita
bersyukur atas rezeki Allah hari ini?
Bersyukurlah, maka nikmat kita akan
ditambahkan oleh Allah. Jangan pernah lupa untuk mensyukuri setiap nikmat Allah
yang telah Allah berikan kepada kita, walaupun itu hanya setetes air. Syukur
adalah pelapang hati kita, kala kita bersyukur, Allah bukannya malah mengurangi
rezekinya, tapi justru akan menambah lebih banyak lagi bahkan berlipat-lipat.
Bersyukurlah, karena belum tentu apa yang kita dapatkan hari ini di dapat pula
oleh orang lain atau kita dikemudian hari.
10. Kalian sering mengantar jenazah ke
kubur, tetap tidak menyadari akan mengalami hal serupa.
Astagfirullahal ‘adzim. sudahkah kita
menyadari kematian itu akan siap datang kapan saja tanpa kita ketahui?
Sering kita menghadiri atau melayat
kepada tetangga, atau kerabat kita yang meninggal, namun terkadang untuk
menanamkan rasa kesadaran kita akan kematian itu yang sering terlupakan begitu
saja. Jika harus kita renungi, ada apa dengan diri kita sehingga begitu sulit
untuk menyadarkan diri kita bahwa kematian itu akan senantiasa datang kapanpun
dan dimanapun? sudahkah kita siap mempertanggung jawabkan hidup kita? semoga
Allah mengampuni dosa-dosa kita semua.
Alhamdulillahirabbil’alamiin… semoga
ilmu yang di dapat hari ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf atas
segala kesalahan dan mari kita sama-sama untuk memperbaiki diri kita kearah
yang jauh lebih baik sebagai hamba Allah dan umat Rasulullah….
Wasalam..
Sumber : Kompasiana
0 comments:
Posting Komentar